Tanam pohon, selamatkan bumi. Slogan ini mungkin sering kita dengar, terutama dalam rangka menyelamatkan bumi dari dampak global warming. Global warming atau pemanasan global seringkali dipahami agak meleset, dengan menanam pohon maka akan mendinginkan bumi yang panas.
Memang betul sih, pohon mempunyai fungsi peneduh. Tetapi kita mesti ingat juga, penyebab pemanasan global adalah banyak gas CO2 yang dikeluarkan dari hasil pembakaran untuk aktivitas manusia sehari-hari (pabrik, transportasi, dll). CO2 yang yang banyak terlepas ke udara, mengakibatkan efek rumah kaca pada bumi. Sinar matahari yang masuk atmosfir terperangkap, tidak dapat keluar lagi karena banyaknya CO2, sehingga suhu bumi pun naik.
Maka salah satu solusinya adalah bagaimana menghilangkan atau mengubah CO2 tersebut. Kita semua tahu, tanaman adalah adalah penyerap CO2 dan menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat dibutuhkan manusia dan hewan. Namun dari semua jenis tanaman, tentu ada levelnya, mana yang efektif menyerap CO2 dan mana yang kurang dalam penyerapannya. Dan tidak semuanya berjenis pohon. Ada tanaman hias (lidah mertua), tanaman bunga (bunga matahari), yang efektif menyerap CO2 maupun polutan yang lain.
Berikut ini adalah beberapa ulasan dan daftar tanaman yang cukup baik/efektif dalam menyerap. CO2 :
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antar negara dikenal sebagai candleberry,Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat dan dikenal sebagai tung oil.
Sukun (Arthocarpus altilis ). Buah sukun (tak berbiji) merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat di pelbagai kepulauan di daerah tropik, terutama di PaPasifik dan Asia Tenggara. Sukun dapat dimasak utuh atau dipotong-potong terlebih dulu: direbus, digoreng, disangrai atau dibakar. Buah yang telah dimasak dapat diiris-iris dan dikeringkan di bawah matahari atau dalam tungku, sehingga awet dan dapat disimpan lama.
Sukun dapat menghasilkan buah hingga 200 butir per pohon per tahun. Masing-masing buah beratnya antara 400-1200 g, namun ada pula varietas yang buahnya mencapai 5 kg. Nilai energinya antara 470-670 kJ per 100 gram. Daging buah yang telah dikeringkan dapat dijadikan tepung dengan kandungan pati sampai 75%, 31% gula, 5% protein, dan sekitar 2% lemak.
Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Bunga tumbuhan ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30cm). Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga matahari juga memiliki perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap ke arah matahari atau heliotropisme.
Ki hujan, pohon hujan, atau trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr. sinonim Samanea saman(Jacq.) Merr.) merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat melebar. Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat.
Lidah Mertua atau Sansevieria adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari.Sansevieria memiliki daun keras, tegak, dengan ujung meruncing.
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.
Rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides) dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini masih sekeluarga dengan serai atau padi. Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris. Aroma wangi ini berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan pada bagian akar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar